March 2023

10 Hari Terakhir Ramadhan

binaihsan.or.id– Sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah periode yang sangat penting bagi umat Muslim. Periode ini dimulai pada malam ke-21 Ramadan dan berakhir pada malam terakhir Ramadhan, yang biasanya disebut malam Lailatul Qadr. 9 penjelasan tentang sepuluh hari terakhir Ramadan: Sepuluh hari terakhir Ramadan dianggap sangat istimewa oleh umat Muslim, karena di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadr, yang diyakini sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Sepuluh hari terakhir Ramadan adalah waktu yang tepat bagi umat Muslim untuk meningkatkan perbuatan baik seperti bersedekah, berdoa, dan beribadah. Hal ini dikarenakan waktu ini dianggap sebagai periode paling baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pahala yang diperoleh dari perbuatan baik pada sepuluh hari terakhir Ramadan dianggap lebih besar daripada pada hari-hari biasa. Oleh karena itu, umat Muslim diharapkan untuk memperbanyak ibadah pada periode ini. Beberapa umat Muslim melakukan i’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir Ramadan, di mana mereka tinggal di masjid untuk beribadah secara khusus dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sepuluh hari terakhir Ramadan juga menandai akhir dari bulan Ramadan, di mana umat Muslim akan segera merayakan hari raya Idul Fitri setelah satu bulan penuh berpuasa. Selama sepuluh hari terakhir Ramadan, umat Muslim juga memperbanyak sholat tarawih. Sholat tarawih dilakukan setelah sholat Isya dan dianggap sebagai salah satu ibadah yang paling penting selama Ramadan. Sepuluh hari terakhir Ramadan juga merupakan waktu yang tepat bagi umat Muslim untuk membaca Al-Quran secara intensif dan mencoba menyelesaikan membaca seluruh Al-Quran dalam satu bulan. Waktu yang tepat bagi umat Muslim untuk memohon ampunan kepada Allah SWT dengan memperbanyak istighfar. Selain aktivitas ibadah juga menjadi waktu yang tepat bagi umat Muslim untuk menjalin silaturahmi dengan keluarga, teman, dan tetangga. Dalam kesimpulannya, sepuluh hari terakhir Ramadan adalah periode yang sangat penting bagi umat Muslim untuk memperbanyak ibadah. Hal ini karena pahala yang diperoleh pada periode ini dianggap lebih besar daripada pada hari-hari biasa.

10 Hari Terakhir Ramadhan Read More »

Halal Bihalal Idul Fitri

Idul Fitri adalah salah satu momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk merayakan akhir bulan suci Ramadhan. Tradisi halal bihalal yang dilakukan setelah Idul Fitri merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan untuk bersilaturahmi dan meminta maaf antara sesama muslim. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai halal bihalal Idul Fitri yang sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip Islam. Pertama, halal bihalal sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku. Di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, sebaiknya acara halal bihalal dilakukan dengan jumlah yang terbatas dan tetap memperhatikan jarak sosial serta memakai masker. Kedua, dalam melaksanakan halal bihalal sebaiknya mengutamakan kebersihan dan kehalalan makanan. Halal bihalal biasanya dilakukan dengan menyediakan makanan dan minuman untuk para tamu yang datang. Oleh karena itu, pastikan makanan dan minuman yang disediakan telah halal dan bersih, serta diolah dengan cara yang baik dan benar. Ketiga, halal bihalal sebaiknya juga dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan. Dalam menjalin silaturahmi dan meminta maaf kepada sesama muslim, sebaiknya dilakukan dengan tulus dan ikhlas tanpa ada maksud tertentu. Hal ini akan mempererat hubungan antara sesama muslim dan memperkuat ukhuwah Islamiyah. Keempat, dalam melaksanakan halal bihalal sebaiknya menghindari perbuatan-perbuatan yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sebagai contoh, halal bihalal sebaiknya dilakukan tanpa adanya hiburan yang mengandung unsur yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Dalam kesimpulannya, halal bihalal adalah salah satu tradisi yang sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip Islam. Dalam melaksanakan halal bihalal, perlu diingat untuk mengutamakan protokol kesehatan, kebersihan dan kehalalan makanan, keikhlasan dan ketulusan, serta menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Semoga tradisi halal bihalal ini dapat mempererat hubungan silaturahmi antara sesama muslim dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.

Halal Bihalal Idul Fitri Read More »

6 Hal yang tidak Membatalkan Puasa

binaihsan.or.id– Dalam ajaran Islam, terdapat beberapa hal yang tidak membatalkan puasa. Hal ini penting untuk dipahami oleh umat Muslim agar mereka dapat menjalankan ibadah puasa dengan benar dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Berikut adalah 6 hal yang tidak membatalkan puasa: Jika seseorang secara tidak sengaja memakan atau minum selama berpuasa, maka puasanya tidak batal. Namun, jika seseorang sengaja makan atau minum, maka puasanya akan batal. Jika seseorang muntah secara tidak sengaja, maka puasanya tidak batal. Namun, jika seseorang sengaja memprovokasi muntah, maka puasanya akan batal. Jika seseorang berkumur-kumur atau membersihkan tenggorokan tanpa sengaja sehingga air masuk ke dalam perut, maka puasanya tidak batal. Namun, jika seseorang sengaja melakukan hal tersebut dan menelan air, maka puasanya akan batal. Baca Juga : Shalat Idul Fitri Jika seseorang mengeluarkan gas seperti kentut atau bersin secara tidak sengaja, maka puasanya tidak batal. Namun, jika seseorang sengaja mengeluarkan gas atau bersin dan menelan udara, maka puasanya akan batal. Menelan ludah atau lendir tidak membatalkan puasa, baik itu dilakukan dengan sengaja atau tidak. Berbekam atau terapi bekam juga tidak membatalkan puasa, asalkan bekam dilakukan tanpa memasukkan obat atau cairan ke dalam tubuh. Namun, meskipun hal-hal di atas tidak batalkan puasa, tetap disarankan untuk menghindari melakukan hal-hal tersebut selama berpuasa agar ibadah puasa dapat dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan konsentrasi.

6 Hal yang tidak Membatalkan Puasa Read More »